Senin, 15 November 2010

SAJAK-SAJAK ARIS

ZAMRUD YANG HILANG
Kini saksi-saksi menjadi buta
Pinus-pinus berkeretak membahana
Mungkin hanya keterpuraan
Buta...,
sedang mata terbuka

Masih jelata selalu buta
Tergopoh berlari menembus prasasti hijau
Zamrud dalam prasasti kenangan
Lipatan masa, tinggal kenangan
Pinus-pinus berkeretak membahana

Dimana zamrud kita?

PRAHARA PIPIT
Ombak debur demi debur lepas buih kasat impian
Jenjang tinggi dalam praduga, tawa dalam kehampaan
Tak kuasa tangan gapai fatamorgana cita
Cita dalam mimpi...,
terselubung

Altar suci..., kenangan
Lipatan waktu tinggalkan yang silam, bukan kelam
Dawai lara koloni pipit merintih
Terbayang anak belum ditemu...
anaknya rindu

Arus angin mendayung awan indah mimpi kehidupan
Arak pipit lembayung senja
Terbayang anak belum ditemu...
anaknya rindu

Mungkin telah meradang peluru

MANIK-MANIK
Gelora gebyar kilau manik-manik
Topang saka singgasana mimpi
Kentara selalu, sejak dulu
Katanya,"Untuk siapa manik-manik itu?"

Untuk siapa..., manik
Bukan untuk dia
Meradang tragedi kehidupan

Gelora gebyar kilau manik-manik
warisan ibu nenek moyang mereka
Katanya,"manik untuk anak cucu"

Untuknya...,manik
manik terseruap disegala hamparan
mempesona
Gerinda siap asah pedang
Oh...,kawanku mati
Terhunus pedang saudara sendiri

manik-manik bumi pertiwi

BUMI PERTIWI
Inilah pilihan...
bumi pertiwi
Buana senandung anak negri
Tanah peraduan jiwa
Sibak kelabu hati! susun serpih rumpang mozaik
Asah parang gerinda ilmu
tebas alang sibak gendala
Tegak saka kubah persada

Tersayat bumi pertiwi terkoyak
menua terongrong masa
merambah kelam tabir kelabu

Bumi pertiwi inilah tetap pilihan
Gerai pilihan simpang jalan
 By: Aris munandar (AM)